Senin, 21 Mei 2012

Astigmatisme

Adalah kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke bolamata, oleh media refrakta dibiaskan tidak sama pada setiap meredian, sehingga terjadi lebih dari satu titik fokus. Sebagaimana diketahui, pada mata emmetropia, myopia, dan hypermetropia, sinar² sejajar yang masuk ke bola mata, sama - sama dibiaskan menjadi satu titik fokus, hanya letaknya terhadap retina yang berbeda – beda. Mengapa hanya dibiaskan pada satu titik? Karena seluruh bidang meredian dari sistem optis bolamata berkekuatan (berdaya bias) sama. Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang menggambarkan bidang media refrakta yang dibagi menjadi 4 meredian (meskipun sebenarnya bisa jauh lebih banyak dari itu, dari 0° -360°) yaitu meredian 0 atau 180°, 45°, 90°, dan 135°.
tidak astigmat
Terlihat bahwa pada keempat bidang meredian sistem optis bola mata tersebut memiliki kekuatan bias yang sama, yaitu 80 Dioptri, terlepas bahwa itu akan menghasilkan kondisi emmetropia (normal), miopia, atau hipermetropia. Pola kekuatan bias seperti itu akan menghasilkan satu titik fokus. Sekarang coba perhatikan ilustrasi yang ini:
astigmat with the rule
Dan yang ini:
astigmat against the rule
Pada kedua gambar di atas nampak terdapat pola kekuatan bias yang tidak seragam di semua bidang meredian. Pola kekuatan bias seperti itu akan menghasilkan lebih dari 1 titik fokus, karena setiap kekuatan bias yang ada akan memiliki panjang fokusnya sendiri, sehingga jika (misalnya) terdapat 10 perbedaan kekuatan bias, maka juga akan terdapat 10 perbedaan panjang fokus. Otomatis ini akan menghasilkan 10 titik fokus yang letaknya akan membentuk garis searah dengan sumbu aksial bola mata. Ilustrasi berikut ini akan menunjukkan pola fokus tersebut, dengan mengambil kekuatan bias yang terbesar dan terkecil dari 2 ilustrasi (gambar B dan C) di atas.
pola fokus astigmat
Pada ilustrasi di atas, meredian yang berkekuatan bias +80 D mempunyai fokus di titik A, sedangkan meredian yang berkekuatan bias +78 D mempunyai fokus di titik B. Antara titik B dan A adalah merupakan titik - titik fokus dari bidang meredian yang berkekuatan bias antara +78D s/d +80D dan membentuk suatu garis fokus. Itulah sebabnya astigmatism juga dinamakan pembiasan tanpa titik fokus, karena fokus yang terbentuk adalah berupa garis. Derajat astigmatism diukur berdasarkan perbedaan antara kekuatan bias yang terbesar dengan kekuatan bias yang terkecil pada meredian - meredian utamanya. Kalau anda sempat iseng - iseng, coba hitung berapa derajat astigmatism yang ditunjukkan di beberapa ilustrasi di atas.
Secara garis besar, bentuk astigmatism dibedakan menjadi 2, yaitu astigmatism regular dan astigmatism irregular. Astigmatism regular, adalah bentuk astigmatism yang meredian - meredian utamanya (meredian yang berkekuatan bias terbesar dan meredian yang berkekuatan bias terkecil) saling tegak lurus. Astigmatism irregular, adalah astigmatism yang meredian - meredian utamanya tidak saling tegak lurus. Pembahasan secara lebih lengkap mengenai bentuk dan jenis - jenis astigmatism, ada di artikel yang ini.
Penyebab Astigmatism.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan kekuatan bias seperti yang telah diuraikan diatas adalah :
  1. Kelengkungan kornea yang tidak spherical (kelengkungan yang beraturan dan sama di semua bidang meredian). Astigmatism yang ditimbulkannya dinamakan astigmatism kornea. Astigmatism ini, jika tidak terlalu besar dapat terkoreksi dengan pemakaian lensa kontak keras/kaku (hard contact lens).
  2. Kelengkungan lensa kristalin yang tidak spherical. Astigmatism yang ditimbulkannya dinamakan astigmatism internal.
  3. Terjadi kekeruhan yang tidak merata di media refrakta (kornea, humor aqueos, lensa kristalin, atau vitreuos humor). Pada beberapa penderita katarak stadium awal (immatura) dapat mengalami astigmat seperti ini.
  4. Kombinasi antara beberapa faktor di atas.
Kondisi astigmatism juga sekaligus dapat dialami oleh penderita miopia ataupun hipermetropia.
Gejala – gejala Astigmatism.
Pada astigmatism rendah :
  1. Mata cepat terasa lelah, terutama pada saat melakukan pekerjaan yang teliti pada jarak fiksasi.
  2. Terasa kabur sementara pada saat melihat dekat. Biasanya dikurangi dengan menutup mata atau mengucek – ucek mata seperti pada hypermetropia. Gejala seperti ini mungkin juga terjadi pada hypermetropia tingkat rendah. Penderita astigmatism rendah biasanya tidak menunjukkan keluhan/gejala jika mereka tidak bekerja dengan keletihan yang tinggi.
  3. Sakit kepala bagian frontal.
Pada astigmatism tinggi :
  1. Penglihatan kabur, sedikit atau jarang ada keluhan sakit kepala maupun asthenopia, tapi dapat terjadi setelah memakai lensa yang kurang lebih/mendekati koreksi astigmatsm tingginya. Keluhan ini mungkin ditimbulkan oleh akomodasi, karena akomodasi tidak dapat memberi power cylinder sehingga tidak dapat membantu astigmatism tinggi dalam mengkoreksi kekaburan penglihatannya. Adalah tidak selalu mungkin untuk menetralisir astigmatism sepenuhnya, sehingga astigmatism yang tersisa dapat menimbulkan ketidaknyamanan, paling tidak di tahap awal pemakaian lensa koreksi.
  2. Memiringkan kepala adalah keluhan kedua yang paling sering pada astigmatism oblik yang tinggi.
  3. Memutar – mutar kepala agar melihat lebih jelas, kadang juga pertanda akan adanya astigmatism tinggi.
  4. Menyipitkan mata seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic. Namun, penderita astigmatism juga menyipitkan mata pada saat melihat dekat, tidak hanya pada waktu melihat jauh.
  5. Memegang bacaan lebih mendekati mata, seperti pada myopia.
Mengatasi Kondisi Astigmatism.

Sebagaimana miopia dan hipermetropia, astigmatisme pada umumnya diatasi dengan pemberian lensa koreksi maupun tindakan operatif (PRK atau LASIK). Lensa koreksi untuk astigmatism ini (disebut lensa berukuran cylindris) secara umum bentuknya hampir sama dengan lensa untuk koreksi miopia maupun hipermetropia. Hanya saja, bila dicermati lensa yang mempunyai ukuran cylindris akan mempunyai kelengkungan yang berbeda di 2 meredian yang saling tegak lurus. Otomatis kekuatan daya bias di kedua meredian tersebut juga berbeda. Nah, perbedaan antara kedua kekuatan daya bias itulah ukuran dioptri cylindrisnya. Pemasangan lensa yang mempunyai ukuran cylindris harus memperhatikan axis cylindrisnya. Jika pemasangannya tidak benar, lensa koreksi tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan yang kadang - kadang oleh pemakainya direspon dengan keluhan pusing.

Secara garis besar, ada 2 jenis astigmatisme, yaitu astigmatisme regular dan astigmatisme irregular.
Astigmatisme regular.
Astigmatisme dikategorikan regular jika meredian - meredian utamanya (meredian di mana terdapat daya bias terkuat dan terlemah di sistem optis bolamata), mempunyai arah yang saling tegak lurus. Misalnya, jika daya bias terkuat berada pada meredian 90°, maka daya bias terlemahnya berada pada meredian 180°, jika daya bias terkuat berada pada meredian 45°, maka daya bias terlemah berada pada meredian 135°. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain.
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
  1. Astigmatisme With The Rule.
    Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian horisontal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis vertikal atau Cyl + pada axis horisontal.
  2. Astigmatisme Against The Rule.
    Jika meredian horisontal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian vertikal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis horisontal atau dengan Cyl + pada axis vertikal.
Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5 jenis, yaitu :
Kesepakatan: untuk menyederhanakan penjelasan, titik fokus dari daya bias terkuat akan disebut titik A, sedang titik fokus dari daya bias terlemah akan disebut titik B.
  1. Astigmatismus Myopicus Simplex.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
    ams
  2. Astigmatismus Hypermetropicus Simplex.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl +Y atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
    ahs
  3. Astigmatismus Myopicus Compositus.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.
    amc
  4. Astigmatismus Hypermetropicus Compositus.
    Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl +Y.
    ahc
  5. Astigmatismus Mixtus.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai X menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.
    amx
Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Astigmatisme Simetris.
    Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang deviasinya simetris terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan akan bernilai 180° (toleransi sampai 15°), misalnya kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X135°.
  2. Astigmatisme Asimetris.
    Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki hubungan yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X100°.
  3. Astigmatisme Oblique.
    Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung searah dan sama - sama memiliki deviasi lebih dari 20° terhadap meredian horisontal atau vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55° dan kiri Cyl -0,75X55°.
Astigmatisme Irregular.
Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bolamatanya tidak saling tegak lurus. Astigmatisme yang demikian bisa disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea atau pun lensa mata, juga bisa disebabkan oleh adanya kekeruhan tidak merata pada bagian dalam bolamata atau pun lensa mata (misalnya pada kasus katarak stadium awal). Astigmatisme jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau lensa kontak lunak (softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan memberikan hasil akhir yang setara dengan tajam penglihatan normal.
Jika astigmatisme irregular ini hanya disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea, peluang untuk dapat dikoreksi dengan optimal masih cukup besar, yaitu dengan pemakaian lensa kontak kaku (hard contact lens) atau dengan tindakan operasi (LASIK, keratotomy).
Oh ya, berdasarkan faktor penyebabnya, astigmatisme juga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
  1. Astigmatisme kornea.
    Astigmatisme ini disebabkan oleh kelengkungan permukaan kornea yang tidak spherical (seperti lengkung bola), jadi bisa dikatakan peyang.
  2. Astigmatisme internal.
    Astigmatisme ini disebabkan oleh adanya ketidaksamaan daya bias pada semua meredian di internal bolamata, baik pada lensa mata maupun pada badan kaca (vitreus humor).

Blefaritis

DEFINISI
Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata.

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
PENYEBAB
Terdapat 2 jenis blefaritis:
  • Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).
    Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan ketombe pada kulit kepala.
  • Blefaritis posterior ; mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata).
    Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
    2 penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

    Alergi atau infestasi kutu pada bulu mata juga bisa menyebabkan blefaritis.
  • GEJALA
    Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

    Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.
    Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.

    Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
    Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

    Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.
    Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.
    PENGOBATAN
    Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri.
    Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus.

    Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya eritromisin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline , doxycycline ).

    Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati.
    Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.

    Konjungtivitis

    Konjungtivitis merujuk pada peradangan selaput mata (conjunctiva) lapisan terluar mata dan permukabagian dalam kelopak mata.

    Konjungtivitis

    Konjungtivitis Gonokokal

    Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
    Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
    Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

    Konjungtivitis Vernalis

    Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

    Masa Inkubasi

    Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.

    Gejala

    Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
    Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
    Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

    Pencegahan

    1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
    2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
    3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
    4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya

    Ambliopia

    Ambliopia (Mata Malas/Lazy eye)  
    Sebagian besar masyarakat kita menganggap solusi bagi pandangan kabur adalah : Kacamata. Tentu saja hal ini tidak sepenuhnya salah, sebagian besar kasus pandangan kabur memang bisa diperbaiki dan dikoreksi menggunakan kacamata.

    Tentu saja ada kasus-kasus di mana koreksinya bukan menggunakan kacamata, contohnya katarak, Retinopathy. Dan sebab-sebab lainnya. Masyarakat cenderung mudah diberi pemahaman tentang hal ini karena memang ada cacar anatomis yang terdapat pada mata. Namun tahukah anda bahwa terdapat suatu kelainan di mana pada mata tidak diketemukan kelainan tapi pandangan kabur yang timbul tidak dapat dikoreksi? Nama kelainan tersebut adalah Ambliopia (mata Malas)

    Definisi

    Ambliopia adalah suatu keadaan dimana tajam penglihatan tidak dapat optimal tanpa adanya kelainan organik dan tidak dapat lagi dikoreksi.

    Penyebab Ambliopia

    Ambliopia disebabkan tidak berkembangnya otak yang mengolah data visual, tidak berkembangnya otak ini biasanya disebabkan tidak adekuatnya rangsang visual pada masa perkembangan otak. Selain itu Ambliopia bisa juga timbul dari:

    Klasifikasi Diplopia

    a. Ambliopia Fungsionala

    - Suatu keadaan dimana secara anatomis tidak didapatkan kelainan pada masing-masing mata, tetapi didapati gangguan penglihatan binokuler

    b. Ambliopia Strabismikr

    - Ambliopia yang disebabkan oleh adanya juling pada anak sebelum penglihatan berkembang sempurna

    c. Ambliopia Refraktif

    - Ambliopia anisometropik : Ambliopia yang disebabkan perbedaan refraksi yyang besar pada kedua mata (>2,5 D)

    - Ambliopia ametropik : Ambliopia yang disebabkan kelainan refraksi (miop, hipermetrop, astimatisma) yang begitu besar yang tidak dikoreksi

    d. ambliopia ex anopsia (sensorik)

    - Ambliopia yang terjadi akibat penglihatan terganggu saat perkembangan penglihatan bayi. Misalnya pada katarak kongenital, ptosis, kekeruhan korena sejak lahir

    e. Ambliopia Toksik/ Intoksikasi :

    - Ambliopia yang terjadi karena tembakau, obat-obatan, maupun minuman keras yang mengandung metil alkohol

    f. Ambliopia histeria

    - Ambliopia yang terjadi akibat histeria

    Terapi

    - Tidak semua Ambliopia bisa diterapi. Namun pada ambliopia tertentu, menutup mata yang sehat dan memberikan rangsang visual yang cukup dapat meningkatkan penglihatan.

    Minggu, 20 Mei 2012


    Kelainan Refraksi


    Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan.


    Gangguan penglihatan yang paling sering dialami adalah rabun, dapat berupa rabun melihat benda jauh, rabun melihat benda pada jarak dekat,
    rabun ketika sedang membaca yang biasanya dialami mereka yang berusia di atas 40 tahun atau campuran dari rabun melihat benda jauh dan rabun ketika sedang membaca.
    Semua jenis rabun mata pada intinya merupakan gangguan memfokuskan bayangan benda yang dilihat atau kelainan refraksi(Ametropia).
    Kelainan refraksi(Ametropia) adalah penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata dalam keadaan rileks tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
    Jika anda mengalami keluhan rabun pada mata anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter mata atau tenaga medis optik agar diberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah anda. Disarankan juga untuk memeriksakan mata paling lambat satu tahun sekali, sehingga keluhan anda dapat diobati lebih awal dan mencegah penyakit yang lebih parah untuk gangguan - gangguan yang terjadi pada mata yang dapat mengganggu aktivitas sampai menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan mata rutin dapat dilakukan lebih sering pada mereka yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki kelainan refraksi, tekanan darah tinggi, diabetes atau katarak.

    Macam-macam kelainan Refraksi

    Mata Myopia
    Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.

    Mata Hipermetrop.
    Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah buram dalam melihat benda jauh maupun dekat, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini banyak timbul pada anak-anak, terutama anak yang lahir prematur, dengan bertambahnya usia maka terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran koreksi lensanya menurun.

    Mata Asigmatisme.
    Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.
    Penanganan
    Ada bermacam-macam penanganan:
    • Konvensional yaitu dengan pemakaian kacamata, pemberian resep kacamata sebaiknya diberikan maksimal sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan ini dipergunakan untuk merangsang saraf penglihatan.
    • Dengan pemakaian lensa kontak, dengan pemakaian lensa kontak penderita dituntut lebih dalam menjaga kebersihan.
    • Dengan bedah Refraktif (Lasik) yaitu dengan penipisan atau irisan pada kornea untuk mengurangi tebalnya, umumnya dilakukan pada penderita telah berumur lebih dari 22 tahun, dengan asumsi bentuk bola mata telah maksimal dan penderita kooperatif.
    • Dengan bedah lensa jernih, dilakukan pada penderita dengan miop yang sangat tinggi yang tidak memungkinkan di lakukan Lasik, atau bisa juga ditanam lensa didepan iris.

    Strabismus

    Strabismus atau mata juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda.

    Dalam keadaan normal, kedua mata kita bekerja sama dalam memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang dilihat oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang memberikan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception).

    Ada beberapa jenis strabismus yang bisa kita amati langsung dengan meminta pasien memandang lurus ke depan. Ketika satu mata memandang lurus ke depan maka mata sebelahnya dapat saja memandang ke dalam (esotropia), ke luar (exotropia), ke bawah (hipotropia) atau ke atas (hipertropia). Ini terjadi sekitar 2% pada anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.

      
    Kenapa Mata Juling Menjadi Masalah?
    Ketika kedua mata memandang tidak searah maka akan ada dua gambar yang dikirim ke otak. Pada orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya penglihatan ganda. Pada anak kecil, otak belajar untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata yang tidak searah dan hanya melihat dengan menggunakan mata yang normal. Anak kemudian kehilangan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman.


     
    Penyebab STRABISMUS
     
    Strabismus dapat disebabkan oleh ketidak-seimbangan tarikan otot yang mengendalikan pergerakan mata, kelumpuhan otot, gangguan persyarafan atau kelainan refraksi yang tidak dikoreksi.

    Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang mempunyai riwayat strabismus dalam keluarganya beresiko tinggi menderita strabismus juga.

    Seorang dokter spesialis mata anak/pediatrik dapat menentukan sifat strabismus tersebut dan dapat merekomendasikan penanganan yang terbaik.

    Bagaimana Mengenali Strabismus?
    Sebuah tanda nyata adanya strabismus adalah sebelah mata tidak lurus atau tidak terlihat memandang ke arah yang sama seperti mata sebelahnya. Kadang-kadang anak-anak akan memicingkan/menutup sebelah matanya saat terkena sinar matahari yang terang atau memiringkan kepala mereka agar dapat menggunakan kedua matanya sekaligus.

    Anak-anak yang menderita strabismus sejak lahir atau segera sesudahnya, tidak banyak mengeluhkan adanya pandangan ganda. Tetapi anak-anak yang mengeluhkan adanya pandangan ganda harus diperiksa  mata anak dengan seksama. Semua anak seharusnya diperiksa oleh dokter spesialis mata anak sejak dini terutama bila dalam keluarganya ada yang menderita strabismus atau ambliopia.

    Bayi dan anak kecil seringkali terlihat juling. Hal ini dapat disebabkan oleh bentuk hidung yang lebar dan rata dengan lipatan kulit kelopak mata yang lebar sehingga membuat mata seakan terlihat tidak searah. Gejala strabismus semu ini akan hilang pada aat anak semakin besar. Seorang dokter spesialis mata anak dapat menjelaskan perbedaan strabismus semu dan strabismus yang sebenarnya.

    Penanganan STRABISMUS
    Penanganan strabismus dimaksudkan untuk melindungi fungsi penglihatan dan meluruskan mata. Semua penanganan ini dapat ditentukan oleh dokter spesialis mata sesudah memeriksa mata anak tersebut.

    Kaca Mata
    Jika strabismus disebabkan oleh kelainan refraksi, menggunakan kaca mata untuk menormalkan penglihatan dapat memperbaiki posisi mata. 



    Penutup Mata
    Jika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan cara menutup mata yang normal dengan plester mata khusus (eye patch). Penggunaan plester mata harus dilakukan sedini mungkin dan mengikuti petunjuk dokter. Sesudah berusia 8 tahun biasanya dianggap terlambat karena penglihatan yang terbaik berkembang sebelum usia 8 tahun. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata secara berkala untuk mengetahui apakah penglihatan binokuler-nya sudah terbentuk seutuhnya. Penutup mata tidak meluruskan mata secara kosmetik.
    Operasi
    Operasi otot yang mengontrol pergerakan mata sering dilakukan agar mata kelihatan lurus. Kadang-kadang sebelum tindakan operasi, anak diberi kaca mata atau penutup mata untuk mendapatkan penglihatan yang terbaik. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata sesudah operasi untuk mengetahui perkembangan dan melanjutkan perawatan. Kadangkala untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna diperlukan lebih dari satu kali tindakan operasi.

    Anatomi Mata Manusia



    Anatomi mataMata adalah jendela hati, jendela dunia, dengan mata kita bisa menyerap berbagai informasi, mengumpulkan berbagai informasi dan data dan akhirnya kita bisa punya ilmu dan penetahuan yang begitu banyaknya. Dengan mata kita bisa menikmati semua ciptaan Allah SWT, dan dengan demikian kita wajib mensyukuri ciptaanNya.
    Inilah bagian mata kita yang akan saya beri gambaran singkat dulu mengenai masing-masing bagiannya.



    1. Superior Rectus Muscle, adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakkan mata kita ke atas
    2. Sclera, adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata
    3. Iris, adalah pigmen yang kita bisa melihat warna coklat atau hitam atau berwarna biru jika orang eropa
    4. Lens, adalah kristalin lens yang jernih sekali dan ini sebagai media refraksi untuk bisa kita melihat
    5. Kornea, adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata
    6. Anterior Chamber, adalah bilik mata depan
    7. Posterior Chamber, adalah bilik mata belakang
    8. Conjunctiva, lapisan tipis bening yang menghubungkan sklera dengan kornea
    9. Inferior Rectus Muscle, adalah otot mata bagian bawah
    10. vitreous chamber, adalah aquos humor yang beruap seperti jel/gel yang mengisi bola mata kita
    11. Retina, adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita
    12. Fovea centralis, daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata
    13. Optic Nerve, adalah saraf mata yang menhantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.