Senin, 21 Mei 2012

Astigmatisme

Adalah kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke bolamata, oleh media refrakta dibiaskan tidak sama pada setiap meredian, sehingga terjadi lebih dari satu titik fokus. Sebagaimana diketahui, pada mata emmetropia, myopia, dan hypermetropia, sinar² sejajar yang masuk ke bola mata, sama - sama dibiaskan menjadi satu titik fokus, hanya letaknya terhadap retina yang berbeda – beda. Mengapa hanya dibiaskan pada satu titik? Karena seluruh bidang meredian dari sistem optis bolamata berkekuatan (berdaya bias) sama. Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang menggambarkan bidang media refrakta yang dibagi menjadi 4 meredian (meskipun sebenarnya bisa jauh lebih banyak dari itu, dari 0° -360°) yaitu meredian 0 atau 180°, 45°, 90°, dan 135°.
tidak astigmat
Terlihat bahwa pada keempat bidang meredian sistem optis bola mata tersebut memiliki kekuatan bias yang sama, yaitu 80 Dioptri, terlepas bahwa itu akan menghasilkan kondisi emmetropia (normal), miopia, atau hipermetropia. Pola kekuatan bias seperti itu akan menghasilkan satu titik fokus. Sekarang coba perhatikan ilustrasi yang ini:
astigmat with the rule
Dan yang ini:
astigmat against the rule
Pada kedua gambar di atas nampak terdapat pola kekuatan bias yang tidak seragam di semua bidang meredian. Pola kekuatan bias seperti itu akan menghasilkan lebih dari 1 titik fokus, karena setiap kekuatan bias yang ada akan memiliki panjang fokusnya sendiri, sehingga jika (misalnya) terdapat 10 perbedaan kekuatan bias, maka juga akan terdapat 10 perbedaan panjang fokus. Otomatis ini akan menghasilkan 10 titik fokus yang letaknya akan membentuk garis searah dengan sumbu aksial bola mata. Ilustrasi berikut ini akan menunjukkan pola fokus tersebut, dengan mengambil kekuatan bias yang terbesar dan terkecil dari 2 ilustrasi (gambar B dan C) di atas.
pola fokus astigmat
Pada ilustrasi di atas, meredian yang berkekuatan bias +80 D mempunyai fokus di titik A, sedangkan meredian yang berkekuatan bias +78 D mempunyai fokus di titik B. Antara titik B dan A adalah merupakan titik - titik fokus dari bidang meredian yang berkekuatan bias antara +78D s/d +80D dan membentuk suatu garis fokus. Itulah sebabnya astigmatism juga dinamakan pembiasan tanpa titik fokus, karena fokus yang terbentuk adalah berupa garis. Derajat astigmatism diukur berdasarkan perbedaan antara kekuatan bias yang terbesar dengan kekuatan bias yang terkecil pada meredian - meredian utamanya. Kalau anda sempat iseng - iseng, coba hitung berapa derajat astigmatism yang ditunjukkan di beberapa ilustrasi di atas.
Secara garis besar, bentuk astigmatism dibedakan menjadi 2, yaitu astigmatism regular dan astigmatism irregular. Astigmatism regular, adalah bentuk astigmatism yang meredian - meredian utamanya (meredian yang berkekuatan bias terbesar dan meredian yang berkekuatan bias terkecil) saling tegak lurus. Astigmatism irregular, adalah astigmatism yang meredian - meredian utamanya tidak saling tegak lurus. Pembahasan secara lebih lengkap mengenai bentuk dan jenis - jenis astigmatism, ada di artikel yang ini.
Penyebab Astigmatism.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan kekuatan bias seperti yang telah diuraikan diatas adalah :
  1. Kelengkungan kornea yang tidak spherical (kelengkungan yang beraturan dan sama di semua bidang meredian). Astigmatism yang ditimbulkannya dinamakan astigmatism kornea. Astigmatism ini, jika tidak terlalu besar dapat terkoreksi dengan pemakaian lensa kontak keras/kaku (hard contact lens).
  2. Kelengkungan lensa kristalin yang tidak spherical. Astigmatism yang ditimbulkannya dinamakan astigmatism internal.
  3. Terjadi kekeruhan yang tidak merata di media refrakta (kornea, humor aqueos, lensa kristalin, atau vitreuos humor). Pada beberapa penderita katarak stadium awal (immatura) dapat mengalami astigmat seperti ini.
  4. Kombinasi antara beberapa faktor di atas.
Kondisi astigmatism juga sekaligus dapat dialami oleh penderita miopia ataupun hipermetropia.
Gejala – gejala Astigmatism.
Pada astigmatism rendah :
  1. Mata cepat terasa lelah, terutama pada saat melakukan pekerjaan yang teliti pada jarak fiksasi.
  2. Terasa kabur sementara pada saat melihat dekat. Biasanya dikurangi dengan menutup mata atau mengucek – ucek mata seperti pada hypermetropia. Gejala seperti ini mungkin juga terjadi pada hypermetropia tingkat rendah. Penderita astigmatism rendah biasanya tidak menunjukkan keluhan/gejala jika mereka tidak bekerja dengan keletihan yang tinggi.
  3. Sakit kepala bagian frontal.
Pada astigmatism tinggi :
  1. Penglihatan kabur, sedikit atau jarang ada keluhan sakit kepala maupun asthenopia, tapi dapat terjadi setelah memakai lensa yang kurang lebih/mendekati koreksi astigmatsm tingginya. Keluhan ini mungkin ditimbulkan oleh akomodasi, karena akomodasi tidak dapat memberi power cylinder sehingga tidak dapat membantu astigmatism tinggi dalam mengkoreksi kekaburan penglihatannya. Adalah tidak selalu mungkin untuk menetralisir astigmatism sepenuhnya, sehingga astigmatism yang tersisa dapat menimbulkan ketidaknyamanan, paling tidak di tahap awal pemakaian lensa koreksi.
  2. Memiringkan kepala adalah keluhan kedua yang paling sering pada astigmatism oblik yang tinggi.
  3. Memutar – mutar kepala agar melihat lebih jelas, kadang juga pertanda akan adanya astigmatism tinggi.
  4. Menyipitkan mata seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic. Namun, penderita astigmatism juga menyipitkan mata pada saat melihat dekat, tidak hanya pada waktu melihat jauh.
  5. Memegang bacaan lebih mendekati mata, seperti pada myopia.
Mengatasi Kondisi Astigmatism.

Sebagaimana miopia dan hipermetropia, astigmatisme pada umumnya diatasi dengan pemberian lensa koreksi maupun tindakan operatif (PRK atau LASIK). Lensa koreksi untuk astigmatism ini (disebut lensa berukuran cylindris) secara umum bentuknya hampir sama dengan lensa untuk koreksi miopia maupun hipermetropia. Hanya saja, bila dicermati lensa yang mempunyai ukuran cylindris akan mempunyai kelengkungan yang berbeda di 2 meredian yang saling tegak lurus. Otomatis kekuatan daya bias di kedua meredian tersebut juga berbeda. Nah, perbedaan antara kedua kekuatan daya bias itulah ukuran dioptri cylindrisnya. Pemasangan lensa yang mempunyai ukuran cylindris harus memperhatikan axis cylindrisnya. Jika pemasangannya tidak benar, lensa koreksi tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan yang kadang - kadang oleh pemakainya direspon dengan keluhan pusing.

Secara garis besar, ada 2 jenis astigmatisme, yaitu astigmatisme regular dan astigmatisme irregular.
Astigmatisme regular.
Astigmatisme dikategorikan regular jika meredian - meredian utamanya (meredian di mana terdapat daya bias terkuat dan terlemah di sistem optis bolamata), mempunyai arah yang saling tegak lurus. Misalnya, jika daya bias terkuat berada pada meredian 90°, maka daya bias terlemahnya berada pada meredian 180°, jika daya bias terkuat berada pada meredian 45°, maka daya bias terlemah berada pada meredian 135°. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain.
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
  1. Astigmatisme With The Rule.
    Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian horisontal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis vertikal atau Cyl + pada axis horisontal.
  2. Astigmatisme Against The Rule.
    Jika meredian horisontal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian vertikal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis horisontal atau dengan Cyl + pada axis vertikal.
Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5 jenis, yaitu :
Kesepakatan: untuk menyederhanakan penjelasan, titik fokus dari daya bias terkuat akan disebut titik A, sedang titik fokus dari daya bias terlemah akan disebut titik B.
  1. Astigmatismus Myopicus Simplex.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
    ams
  2. Astigmatismus Hypermetropicus Simplex.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl +Y atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
    ahs
  3. Astigmatismus Myopicus Compositus.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.
    amc
  4. Astigmatismus Hypermetropicus Compositus.
    Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl +Y.
    ahc
  5. Astigmatismus Mixtus.
    Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai X menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.
    amx
Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Astigmatisme Simetris.
    Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang deviasinya simetris terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan akan bernilai 180° (toleransi sampai 15°), misalnya kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X135°.
  2. Astigmatisme Asimetris.
    Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki hubungan yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X100°.
  3. Astigmatisme Oblique.
    Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung searah dan sama - sama memiliki deviasi lebih dari 20° terhadap meredian horisontal atau vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55° dan kiri Cyl -0,75X55°.
Astigmatisme Irregular.
Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bolamatanya tidak saling tegak lurus. Astigmatisme yang demikian bisa disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea atau pun lensa mata, juga bisa disebabkan oleh adanya kekeruhan tidak merata pada bagian dalam bolamata atau pun lensa mata (misalnya pada kasus katarak stadium awal). Astigmatisme jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau lensa kontak lunak (softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan memberikan hasil akhir yang setara dengan tajam penglihatan normal.
Jika astigmatisme irregular ini hanya disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea, peluang untuk dapat dikoreksi dengan optimal masih cukup besar, yaitu dengan pemakaian lensa kontak kaku (hard contact lens) atau dengan tindakan operasi (LASIK, keratotomy).
Oh ya, berdasarkan faktor penyebabnya, astigmatisme juga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
  1. Astigmatisme kornea.
    Astigmatisme ini disebabkan oleh kelengkungan permukaan kornea yang tidak spherical (seperti lengkung bola), jadi bisa dikatakan peyang.
  2. Astigmatisme internal.
    Astigmatisme ini disebabkan oleh adanya ketidaksamaan daya bias pada semua meredian di internal bolamata, baik pada lensa mata maupun pada badan kaca (vitreus humor).

Blefaritis

DEFINISI
Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata.

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
PENYEBAB
Terdapat 2 jenis blefaritis:
  • Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).
    Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan ketombe pada kulit kepala.
  • Blefaritis posterior ; mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata).
    Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
    2 penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

    Alergi atau infestasi kutu pada bulu mata juga bisa menyebabkan blefaritis.
  • GEJALA
    Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

    Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.
    Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.

    Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
    Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

    Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.
    Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.
    PENGOBATAN
    Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri.
    Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus.

    Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya eritromisin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline , doxycycline ).

    Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati.
    Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.

    Konjungtivitis

    Konjungtivitis merujuk pada peradangan selaput mata (conjunctiva) lapisan terluar mata dan permukabagian dalam kelopak mata.

    Konjungtivitis

    Konjungtivitis Gonokokal

    Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
    Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
    Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

    Konjungtivitis Vernalis

    Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

    Masa Inkubasi

    Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.

    Gejala

    Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
    Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
    Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

    Pencegahan

    1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
    2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
    3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
    4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya

    Ambliopia

    Ambliopia (Mata Malas/Lazy eye)  
    Sebagian besar masyarakat kita menganggap solusi bagi pandangan kabur adalah : Kacamata. Tentu saja hal ini tidak sepenuhnya salah, sebagian besar kasus pandangan kabur memang bisa diperbaiki dan dikoreksi menggunakan kacamata.

    Tentu saja ada kasus-kasus di mana koreksinya bukan menggunakan kacamata, contohnya katarak, Retinopathy. Dan sebab-sebab lainnya. Masyarakat cenderung mudah diberi pemahaman tentang hal ini karena memang ada cacar anatomis yang terdapat pada mata. Namun tahukah anda bahwa terdapat suatu kelainan di mana pada mata tidak diketemukan kelainan tapi pandangan kabur yang timbul tidak dapat dikoreksi? Nama kelainan tersebut adalah Ambliopia (mata Malas)

    Definisi

    Ambliopia adalah suatu keadaan dimana tajam penglihatan tidak dapat optimal tanpa adanya kelainan organik dan tidak dapat lagi dikoreksi.

    Penyebab Ambliopia

    Ambliopia disebabkan tidak berkembangnya otak yang mengolah data visual, tidak berkembangnya otak ini biasanya disebabkan tidak adekuatnya rangsang visual pada masa perkembangan otak. Selain itu Ambliopia bisa juga timbul dari:

    Klasifikasi Diplopia

    a. Ambliopia Fungsionala

    - Suatu keadaan dimana secara anatomis tidak didapatkan kelainan pada masing-masing mata, tetapi didapati gangguan penglihatan binokuler

    b. Ambliopia Strabismikr

    - Ambliopia yang disebabkan oleh adanya juling pada anak sebelum penglihatan berkembang sempurna

    c. Ambliopia Refraktif

    - Ambliopia anisometropik : Ambliopia yang disebabkan perbedaan refraksi yyang besar pada kedua mata (>2,5 D)

    - Ambliopia ametropik : Ambliopia yang disebabkan kelainan refraksi (miop, hipermetrop, astimatisma) yang begitu besar yang tidak dikoreksi

    d. ambliopia ex anopsia (sensorik)

    - Ambliopia yang terjadi akibat penglihatan terganggu saat perkembangan penglihatan bayi. Misalnya pada katarak kongenital, ptosis, kekeruhan korena sejak lahir

    e. Ambliopia Toksik/ Intoksikasi :

    - Ambliopia yang terjadi karena tembakau, obat-obatan, maupun minuman keras yang mengandung metil alkohol

    f. Ambliopia histeria

    - Ambliopia yang terjadi akibat histeria

    Terapi

    - Tidak semua Ambliopia bisa diterapi. Namun pada ambliopia tertentu, menutup mata yang sehat dan memberikan rangsang visual yang cukup dapat meningkatkan penglihatan.

    Minggu, 20 Mei 2012


    Kelainan Refraksi


    Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan.


    Gangguan penglihatan yang paling sering dialami adalah rabun, dapat berupa rabun melihat benda jauh, rabun melihat benda pada jarak dekat,
    rabun ketika sedang membaca yang biasanya dialami mereka yang berusia di atas 40 tahun atau campuran dari rabun melihat benda jauh dan rabun ketika sedang membaca.
    Semua jenis rabun mata pada intinya merupakan gangguan memfokuskan bayangan benda yang dilihat atau kelainan refraksi(Ametropia).
    Kelainan refraksi(Ametropia) adalah penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata dalam keadaan rileks tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
    Jika anda mengalami keluhan rabun pada mata anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter mata atau tenaga medis optik agar diberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah anda. Disarankan juga untuk memeriksakan mata paling lambat satu tahun sekali, sehingga keluhan anda dapat diobati lebih awal dan mencegah penyakit yang lebih parah untuk gangguan - gangguan yang terjadi pada mata yang dapat mengganggu aktivitas sampai menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan mata rutin dapat dilakukan lebih sering pada mereka yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki kelainan refraksi, tekanan darah tinggi, diabetes atau katarak.

    Macam-macam kelainan Refraksi

    Mata Myopia
    Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.

    Mata Hipermetrop.
    Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah buram dalam melihat benda jauh maupun dekat, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini banyak timbul pada anak-anak, terutama anak yang lahir prematur, dengan bertambahnya usia maka terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran koreksi lensanya menurun.

    Mata Asigmatisme.
    Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.
    Penanganan
    Ada bermacam-macam penanganan:
    • Konvensional yaitu dengan pemakaian kacamata, pemberian resep kacamata sebaiknya diberikan maksimal sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan ini dipergunakan untuk merangsang saraf penglihatan.
    • Dengan pemakaian lensa kontak, dengan pemakaian lensa kontak penderita dituntut lebih dalam menjaga kebersihan.
    • Dengan bedah Refraktif (Lasik) yaitu dengan penipisan atau irisan pada kornea untuk mengurangi tebalnya, umumnya dilakukan pada penderita telah berumur lebih dari 22 tahun, dengan asumsi bentuk bola mata telah maksimal dan penderita kooperatif.
    • Dengan bedah lensa jernih, dilakukan pada penderita dengan miop yang sangat tinggi yang tidak memungkinkan di lakukan Lasik, atau bisa juga ditanam lensa didepan iris.

    Strabismus

    Strabismus atau mata juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda.

    Dalam keadaan normal, kedua mata kita bekerja sama dalam memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang dilihat oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang memberikan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception).

    Ada beberapa jenis strabismus yang bisa kita amati langsung dengan meminta pasien memandang lurus ke depan. Ketika satu mata memandang lurus ke depan maka mata sebelahnya dapat saja memandang ke dalam (esotropia), ke luar (exotropia), ke bawah (hipotropia) atau ke atas (hipertropia). Ini terjadi sekitar 2% pada anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.

      
    Kenapa Mata Juling Menjadi Masalah?
    Ketika kedua mata memandang tidak searah maka akan ada dua gambar yang dikirim ke otak. Pada orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya penglihatan ganda. Pada anak kecil, otak belajar untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata yang tidak searah dan hanya melihat dengan menggunakan mata yang normal. Anak kemudian kehilangan persepsi jarak, ukuran dan kedalaman.


     
    Penyebab STRABISMUS
     
    Strabismus dapat disebabkan oleh ketidak-seimbangan tarikan otot yang mengendalikan pergerakan mata, kelumpuhan otot, gangguan persyarafan atau kelainan refraksi yang tidak dikoreksi.

    Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang mempunyai riwayat strabismus dalam keluarganya beresiko tinggi menderita strabismus juga.

    Seorang dokter spesialis mata anak/pediatrik dapat menentukan sifat strabismus tersebut dan dapat merekomendasikan penanganan yang terbaik.

    Bagaimana Mengenali Strabismus?
    Sebuah tanda nyata adanya strabismus adalah sebelah mata tidak lurus atau tidak terlihat memandang ke arah yang sama seperti mata sebelahnya. Kadang-kadang anak-anak akan memicingkan/menutup sebelah matanya saat terkena sinar matahari yang terang atau memiringkan kepala mereka agar dapat menggunakan kedua matanya sekaligus.

    Anak-anak yang menderita strabismus sejak lahir atau segera sesudahnya, tidak banyak mengeluhkan adanya pandangan ganda. Tetapi anak-anak yang mengeluhkan adanya pandangan ganda harus diperiksa  mata anak dengan seksama. Semua anak seharusnya diperiksa oleh dokter spesialis mata anak sejak dini terutama bila dalam keluarganya ada yang menderita strabismus atau ambliopia.

    Bayi dan anak kecil seringkali terlihat juling. Hal ini dapat disebabkan oleh bentuk hidung yang lebar dan rata dengan lipatan kulit kelopak mata yang lebar sehingga membuat mata seakan terlihat tidak searah. Gejala strabismus semu ini akan hilang pada aat anak semakin besar. Seorang dokter spesialis mata anak dapat menjelaskan perbedaan strabismus semu dan strabismus yang sebenarnya.

    Penanganan STRABISMUS
    Penanganan strabismus dimaksudkan untuk melindungi fungsi penglihatan dan meluruskan mata. Semua penanganan ini dapat ditentukan oleh dokter spesialis mata sesudah memeriksa mata anak tersebut.

    Kaca Mata
    Jika strabismus disebabkan oleh kelainan refraksi, menggunakan kaca mata untuk menormalkan penglihatan dapat memperbaiki posisi mata. 



    Penutup Mata
    Jika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan cara menutup mata yang normal dengan plester mata khusus (eye patch). Penggunaan plester mata harus dilakukan sedini mungkin dan mengikuti petunjuk dokter. Sesudah berusia 8 tahun biasanya dianggap terlambat karena penglihatan yang terbaik berkembang sebelum usia 8 tahun. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata secara berkala untuk mengetahui apakah penglihatan binokuler-nya sudah terbentuk seutuhnya. Penutup mata tidak meluruskan mata secara kosmetik.
    Operasi
    Operasi otot yang mengontrol pergerakan mata sering dilakukan agar mata kelihatan lurus. Kadang-kadang sebelum tindakan operasi, anak diberi kaca mata atau penutup mata untuk mendapatkan penglihatan yang terbaik. Anak akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata sesudah operasi untuk mengetahui perkembangan dan melanjutkan perawatan. Kadangkala untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna diperlukan lebih dari satu kali tindakan operasi.

    Anatomi Mata Manusia



    Anatomi mataMata adalah jendela hati, jendela dunia, dengan mata kita bisa menyerap berbagai informasi, mengumpulkan berbagai informasi dan data dan akhirnya kita bisa punya ilmu dan penetahuan yang begitu banyaknya. Dengan mata kita bisa menikmati semua ciptaan Allah SWT, dan dengan demikian kita wajib mensyukuri ciptaanNya.
    Inilah bagian mata kita yang akan saya beri gambaran singkat dulu mengenai masing-masing bagiannya.



    1. Superior Rectus Muscle, adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakkan mata kita ke atas
    2. Sclera, adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata
    3. Iris, adalah pigmen yang kita bisa melihat warna coklat atau hitam atau berwarna biru jika orang eropa
    4. Lens, adalah kristalin lens yang jernih sekali dan ini sebagai media refraksi untuk bisa kita melihat
    5. Kornea, adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata
    6. Anterior Chamber, adalah bilik mata depan
    7. Posterior Chamber, adalah bilik mata belakang
    8. Conjunctiva, lapisan tipis bening yang menghubungkan sklera dengan kornea
    9. Inferior Rectus Muscle, adalah otot mata bagian bawah
    10. vitreous chamber, adalah aquos humor yang beruap seperti jel/gel yang mengisi bola mata kita
    11. Retina, adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita
    12. Fovea centralis, daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata
    13. Optic Nerve, adalah saraf mata yang menhantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.

    Sabtu, 19 Mei 2012

    ANATOMI MATA


    Terdiri dari Rongga orbita, Kelopak mata, Sistem lakrimal, dan bola mata.
    A. Rongga Orbita
    Volume rongga orbita orang dewasa 30 mL, sedangkan bola matahanya mengisi 1/5 rongga orbita.
    Rongga orbita berbentuk limas segi4 dengan puncak ke arah dalam.
    Dinding orbita terdiri dari :
    1. Atap orbita, yaitu tulang frontal (terdapat sinus frontalis)
    2. Dinding lateral, yaitu tulang sphenoidal dan tulang zygomatikus
    3. Dinsing medial, yaitu tulang eithmoidal yang tipis (terdapat sinus eitmoidal dan sphenoidal)
    4. Dasar orbita, yaitu tulang maksilaris dan Zygomatukus. Pada tulang maksilaris terdapat sinus maksilaris
    Kelenjar makrinalis terdapat dalam fossa lakrimalis dibagian anterior atap orbita.

    B. Kelopak Mata
    Terdiri 5 lapisan (dari luar) :
    a. Lapisan kulit
    - kulit tertipis dibagian tubuh manusia (+ clitoris)
    - tidak ada lemak sub kutan
    b. Lapisan otot orbikularis Okuli
    Untuk menutup mata yang disyarafi N. VII
    c. Jaringan areolar
    yaitu rongga dibawah otot orbikularis okuli
    - Berhubungan dengan mata kanan dan kiri
    - Berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari kulit kepala.
    - Pada trauma kepala belakang dapat terjadi Brill hematom (Edema kanan, miring kiri dapat menyebabkan edema kiri dan juga sebaliknya )
    d. Tarsus --> Jaringan fibrous padat dengan sedikit jaringan elastis
    e. Konjungtiva Papebra / Konjungtiva Tarsalis
    Melekat dengan tarsus.

    Tepian Palpebra (Margo palpebra)
    --> Pinggir bebas palpebra panjangnya 25 – 30 mm dan lebarnya 2 mm
    --> Pinggir anterior dipisahkan dari pinggir posterior (dalam) oleh garis kelabu (schwabel line). Pada operasi trachoma, hati - hati
    --> Tepi Anterior, terdapat bulu mata dan kelenjar Zeiss dan Molli. Kelenjar Zeiss dan Molli terdapat kelainan hodeulum eksterna.
    --> Tepi posterior, langsung kontak dengan bola mata dan terdapat kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom sering terdapat kelainan hordeulum interna dan kalazion.
    --> Punktum Lakrimalis, pada ujung medial dari tepi posterior palpebra

    Retraktor Palpebra (Membuka Palpebra)
    1. Palpebra superior terdapat muskulus levator palpebra + Muskulus Muller yang berfungsi untuk membuka mata yang dipersyarafi N. III (mensyarafi Rectus Superior dan Levator Palpebra) maka operasi katarak, sering terjadi sipit post operasi.
    2. Palpebra inferior, yang ada hanya Muskulus Muller sehingga palpebra inferior tidak bisa membuka dengan lebar.

    C. Sistem Lakrimal
    Terdiri dari :
    1. Sekresi, yaitu kelenjar lakrimalis. Kelenjar ini terdiri dari :
    a) Bagian orbita  terletak pada bagian temporal anterior rongga orbita
    b) Bagian palpebra  terletak di segmen temporal dari fornik konjungtiva superior.
    2. Ekresi, terdiri dari :
    a) Punktum lakrimalis
    b) Kanalis lakrimalis
    c) Sakkus lakrimalis
    d) Duktus Nasolakrimalis.
    D. Bola Mata
    I. Dinding bola mata
    1. konjungtiva yg terdir dari :
    - Konjungtiva palpebra
    - --------------- fornik
    - --------------- Bulbi
    2. Sklera dan Episklera
    3. Kornea
    --> Adalah jaringan transparan dengan ketebalan
    - tengah 0,54 mm
    - Tepi 0,65 mm
    - Diameter 11, 50 mm
    - Kekuatan refraksi 40 dioptri
    --> Dari luar kornea terdiri dari 5 lapisan :
    --> lapisan epitel
    --> Lapisan Bowman
    --> Stroma
    --> Membran desement
    --> Lapisan endotel

    II. Isi Bola Mata
    Segmen anterior terdiri dari ( Uvea anterior,dan lensa mata :
    A. Uvea anterior (iris dan badan siliaris)
    Uvea terdiri dari 3 bagian, yaitu :
    1. Iris (selaput pelangi )
    adalah lubang ditengah yang disebut pupil. Pupil mengendalikan cahaya yang masuk dengan mengecil (miosis) akibat aktivitas parasimpatis melalui N. III dan juga bisa melebar (midriasis) oleh aktivitas saraf simpatis
    2. Badan siliaris, fungsi : membentuk aquos humor. Aquos humor berfungsi mengendalikan tekanan bola mata (selain badan kaca). Untuk terapi glaukoma, dengan mengendalikan badan siliaris.
    3. Choroid
    Disebelah dalam dibatasi Membran Bruch dan luar oleh sklera. Sebelum membran Bruch, terdapat retina.

    B. Lensa mata
    Berbentuk bikonvek, avaskuler (oki obat2 suntikan tidak efektif untuk mengobati mata, kecuali suntikkan langsung dan oleh karena itu juga sebagian besar obat mata dalam bentuk tetes atau salep), tidak berwarna, hampir transparan sempurna.
    --> Tebal 4 mm dan diameter 9 mm.
    --> Kekuatan refraksi lensa 20 dioptri
    --> Terdiri dari 65% air dan sisanya protein.

    Segmen posterior terdiri dari (Badan kaca, Coroid, Retina, Papil syaraf optik) :
    A. Korpus Vitreus (badan kaca)
    Vitreus adalah suatu bahan gelatin yang jernih dan avaskuler yang membentuk 2/3 dari volume dan berat bola mata.
    Terdiri dari air 99% dan sisanya kolagen dan asam hialuronat  memberi bentuk dan konsistensi mirip gel, karrena kemampuannya mengikat air.
    B. Choroid (terbahas)
    C. Retina
    Permukaan luar retina, yaitu lapisan pigmen epitelium yang berhubungan langsung dengan membran Bruch dari coroid. Lapisan retina mulai dari bagian dalam adalah sbb:
    1. Membran limitan interna
    2. lapisan serat syaraf
    3. lapisan sel ganglion
    4. Lapisan pleksiforom dalam
    5. Lapisan nukleus dalam sel bipolar
    6. lapisan pleksiforom luar
    7. Lapisan nukleus luar sel fotoreseptor
    8. Membran limitan eksterna
    9. Lapisan sel batang dan kerucut
    10. Lapisan pigmen epitelium retina.

    Ditengah retina bagian posterior terdapar makula Lutea yang di tengahnya ada cekungan yang disebut Fovea. Pada fovea ini fotoreseptornya hanya sel kerucut saja. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh coriokapiler coroid yang berada diluar membran Bruch. Semakin ke perifer sel batang dan kerucut akan bertambah.
    Gangguan perifer adaptasi gelap, ex retinitis pigmentasi (gangguan adaptasi gelap terang ) dan def. vitamin A.
    D. Papil syaraf optik
    - Merupakan cekungan dipermukaan retina.
    - Percekungan mempunyai arti klinis penting pada Glaukoma Kronik Simple. Pada glaukoma : TIK meningkat --> menekan isi bola mata --> Menekan papil syaraf optik, karena di bagian ini paling lemah.

    Retina


    Retina
    Human eye cross-sectional view grayscale.png
    Bola mata manusia sebelah kanan

    Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola mata vertebrata dan cephalopoda. Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.
    Retina memiliki sel fotoreseptor ("rods" dan "cones") yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina. Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting dalam persepsi visual. Pada tahap embrio, retina dan syaraf optik berkembang sebagai bagian dari perkembangan luar otak.
    Struktur unik pembuluh darah pada retina telah digunakan sebagai identifikasi biometrik.

    Anatomi retina

    Retina manusia terdiri atas sepuluh lapis. Urutan lapisan-lapisan tersebut (ke arah kornea) adalah:
    1. Retinal pigment epithelium (RPE)
    2. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar.(Rods/Cones)
    3. Membran limitans eksterna - Lapisan yang membatasi bagian dalam fotoreseptor dari inti selnya
    4. Lapisan luar inti sel fotoreseptor
    5. Lapisan luar plexiformis - Pada bagian makular, ini dikenal sebagi "Lapisan serat Henle" (Fiber layer of Henle).
    6. Lapisan dalam badan inti
    7. Lapisan dalam plexiformis
    8. Lapisan sel ganglion - Lapisan yang terdiri dari inti sel ganglion dan merupakan asal dari serat syaraf optik.
    9. Lapisan serat syaraf - Yang mengandung akson - okson sel ganglion yang berjalan menuju ke nervus opticus.
    10. Membran limitans interna - Tempat sel-sel Műller berpijak.

    Struktur fisik retina manusia

    Struktur retina manusia adalah 72% seperti bola dengan diameter sekitar 22 mm. Pada bagian tengah retina terdapat cakram optik, yang dikenal sebagai "titik buta" (blind spot) karena tidak adanya fotoreseptor di daerah itu. Cakram optik terlihat sebagai area oval berwarna putih berukuran 3 mm2.

    Retinitis Pigmentosa



    Definition :
    Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran yang progresif pada retina yang mempengaruhi penglihatan pada malam hari dan penglihatan tepi dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

    Cause :
    Retinitis pigmentosa merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi. Beberapa bentuk penyakit ini diturunkan secara dominan, hanya memerlukan 1 gen dari salah satu orang tua; bentuk yang lainnya diturunkan melalui kromosom X, hanya memerlukan 1 gen dari ibu. Penyakit ini terutama menyerang sel batang retina yang berfungsi mengontrol penglihatan pada malam hari. Pada retina bisa ditemukan pigmentasi yang berwarna gelap.

    Sign & Symptoms :
    Gejala awal seringkali muncul pada awal masa kanak-kanak. Sel batang pada retina (berperan dalam penglihatan pada malam hari) secara bertahap mengalami kemunduran sehingga penglihatan di ruang gelap atau penglihatan pada malam hari menurun. Lama-lama terjadi kehilangan fungsi penglihatan tepi yang progresif dan bisa menyebabkan kebutaan. Pada stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi penglihatan sentral.

    Gejala Klinis RP
    Menurut Prof. Sidarta Ilyas (2007):
    1. Sukar melihat di malam hari.
    2. Lapang penglihatan menyempit.
    3. Penglihatan sentral dinyatakan dengan adanya buta warna.
    4. Retina mempunyai bercak dan pita halus yang berwarna hitam.

    Menurut Chantal Simon, et. al. (2006):
    5. Biasanya pertama tampak pada masa remaja (adolescence).
    6. Terdapat black pigment flecks di retina dan optic atrophy.
    7. Dapat berkembang menjadi kebutaan.

    Menurut Myron Yanoff (1998):
    8. Decreased night vision (nyctalopia) dan decreased color vision
    9. Kehilangan penglihatan perifer (loss of peripheral vision)
    10. Penglihatan kabur (blurry vision)
    11. Terdapat gumpalan pigmen (pigment clumping) atau "bone spicule formation" di retina perifer
    12. Terdapat area atrofi pigmen retina
    13. Pelemahan pembuluh darah arteri yang sangat kecil/arteriol (arteriolar attenuation)
    14. Optic nerve "waxy" pallor
    15. Pigmented cells di vitreous
    16. Stellate pattern to posterior lens capsule opacification
    17. Cystoid macular edema18. Epimacular membrane

    Diagnose :
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata dengan oftalmoskop.

    Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
    # Ketajaman penglihatan
    # Tes refraksi
    # Gangguan pengenalan warna
    # Respon refleks pupil
    # Pemeriksaan slit lamp
    # Tekanan intraokuler
    # USG mata
    # Fotografi retina
    # Angiografi fluoresensi
    # Elektroretinogram.

    Treatment :
    Belum ada pengobatan yang efektif untuk retinitis pigmentosa. Pemakaian kaca mata gelap untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet bisa mempertahankan fungsi penglihatan. Meskipun masih dalam perdebatan, penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian antioksidan (misalnya vitamin A palmitat) bisa menunda perkembangan penyakit ini. Penderita dianjurkan untuk berkunjung secara teratur kepada spesialis mata untuk memantau terjadinya katarak atau pembengkakan retina.

    Prevention :
    Penyuluhan genetik bisa membantu menemukan adanya resiko retinitis pigmentosa dalam suatu keluarga.

    Jumat, 18 Mei 2012

    Katarak


     
    DEFINISI
    Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.


    Katarak

    PENYEBAB
    Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.

    Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
    Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.

    Katarak bisa disebabkan oleh:
  • Cedera mata
  • Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
  • Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

    Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian).
    Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
    - Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
    - Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
    Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
    - penyakit metabolik yang diturunkan
    - riwayat katarak dalam keluarga
    - infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

    Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
    Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi:
    1. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
    2. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
    3. Katarak hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.

    Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun.
    Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
    Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak.

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
    - kadar kalsium darah yang rendah
    - diabetes
    - pemakaian kortikosteroid jangka panjang
    - berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
    - faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).

  • GEJALA
    Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
    Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.

    Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
    Gangguan penglihatan bisa berupa:
    - kesulitan melihat pada malam hari
    - melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
    - penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).

    Gejala lainnya adalah:
    - sering berganti kaca mata
    - penglihatan ganda pada salah satu mata.

    Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri.

    Katarak

    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

    Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
  • Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
  • USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

  • PENGOBATAN
    Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.
    Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari.
    Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
    Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

    Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
    1. Pengangkatan lensa
      Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
      - Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
      Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
      - Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

    2. Penggantian lensa
      Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
      Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

    Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
    Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
    Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

    PENCEGAHAN
    Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.

    Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

    Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

    Glaukoma


     
    DEFINISI
    Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

    Terdapat 4 jenis glaukoma:
  • Glaukoma Sudut Terbuka
  • Glaukoma Sudut Tertutup
  • Glaukoma Kongenitalis
  • Glaukoma Sekunder.
    Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.

    Glaukoma
    Glaukoma

  • PENYEBAB
    Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.
    Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.
    Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.

    Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.
    Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.

    Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
    Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
    Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

    Aliran humor aqueus yg normal

    GEJALA
    GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

    Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
    Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.

    Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan.

    Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.
    Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia.
    Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.

    Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.
    Lama-lama timbul gejala berupa:
    - penyempitan lapang pandang tepi
    - sakit kepala ringan
    - gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).

    Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).

    Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

    Glaukoma sudut terbuka


    GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

    Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.

    Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris.
    Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.

    Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
    Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.

    Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
    - penurunan fungsi penglihatan yang ringan
    - terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
    - nyeri pada mata dan kepala.
    Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.

    Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.
    Penderita juga mengalami mual dan muntah.
    Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
    Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.

    Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.
    Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.

    Glaukoma sudut tertutup


    GLAUKOMA SEKUNDER

    Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:
  • Infeksi
  • Peradangan
  • Tumor
  • Katarak yang meluas
  • Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

    Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.
    Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata.
    Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.


    GLAUKOMA KONGENITALIS

    Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus.
    Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

  • DIAGNOSA
    Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:
  • Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma
  • Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
    Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri.
    Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan.
    Kadang glaukoma terjadi pada tekanan yang normal.
  • Pengukuran lapang pandang
  • Ketajaman penglihatan
  • Tes refraksi
  • Respon refleks pupil
  • Pemeriksan slit lamp
  • Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus.

  • PENGOBATAN
    Glaukoma sudut terbuka

    Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
    Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.

    Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
    Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

    Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
    Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

    Glaukoma sudut tertutup

    Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.
    Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).

    Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
    Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.

    Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
    Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).

    Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.
    Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.

    Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

    Glaukoma sekunder

    Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
    Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

    Glaukoma kongenitalis

    Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

    PENCEGAHAN
    Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.
    Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.

    Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.